Sabtu, 30 Juli 2011

Makanan yang Harus Dihindari untuk Hewan Peliharaan




Coklat, kopi, kafein
Produk-produk diatas mengandung zat methylxanthine yang ditemukan didalam biji kakao, dan didalam kacang-kacangan yang diekstrak untuk pembuatan soda. Bila bahan-bahan ini dikonsumsi oleh hewan peliharaan, methylxanthine akan menyebabkan diare dan muntah-muntah, nafas terangah-engah, haus dan urinasi yang berlebihan, irama jantung yang tidak normaal, tremor, bahkan kematian. Darker chocolate lebih berbahaya dibandingkan milk chocolate karena white chocolate mengandung level methylxanthine yang paling rendah.
Alkohol
Minuman beralkohol dan makanan yang mengandung alkohol dapat menyebabkan diare, muntah, penurunan koordinasi, central nervous system depression, kesulitan bernapas, tremor, keasaman darah yang tidak normal, coma, dan kematian.
Alpukat
Daun, buah, biji, dan kulit kayu dari alpukat mengandung Persin, yang dapat menyebabkan diare dan muntah pada anjing. Burung dan hewan pengerat sangat sensitif akan keracunan alpukat dan dapat menyebabkan kongesti, kesulitan bernapas, dan akumulasi cairan di sekitar jantung.
Kacang macadamia
Macadamia umum digunakan pada kue, permen, dan manisan. Kacang ini dapat menyebabkan depresi, muntah, tremor, lemah, dan hipertermia pada anjing. gejala biasanya tampak 12-48 jam setelah dicerna.
Anggur dan kismis
Zat toksik yang terkandung pada anggur dan kismis masih belum diketahui dengan pasti, namun anggur dan kismis dapat menyebabkan gagal ginjal. Hewan kesayangan yang telah memiliki masalah kesehatan sebelumnya akan memiliki gejala yang lebih dramatik.
Ragi adonan
Ragi dapat meningkatkan akumulasi gas adalam sistem pencernaan hewan peliharaan. Hal ini bisa sangat menyakitkan dan menyebabkan pecahnya lambung atau usus. Namun hewan masih boleh mengkonsumsi roti 5-10% dari daily caloric intake karena ragi pada roti telah dimasak dan ragi telah mengembang sempurna sehingga tidak akan mengakumulasi gas di dalam perut hewan.
Telur mentah, daging mentah, dan tulang
Telur dan daging mentah dapat mengandung bakteri seperti Salmonella dan E. Coli yang berbahaya bagi hewan peliharaan. Telur mentah juga mengandung enzim avidin yang dapat mengurangi penyerapan biotin (vitamin B), sehingga memicu masalah kulit dan bulu(rambut) pada hewan.
Xylitol
Xylitol biasanya digunakan sebagai pemanis pada banyak produk, temasuk permen karet, permen, dan pasta gigi. Xylitol dapat menyebabkan pelepasan insulin pada banyak spesies hewan yang dapat memicu kegagalan pada hati. Peningkatan kadar insulin juga memicu hipoglisemia (level gula rendah). Gejala awal keracunan xylitol antara lain muntah, lesu, dan hilangnya koordinasi. Peningkatan kadar enzim hati dan kegagalan pada hati dapat terlihat dalam beberapa hari setelah konsumsi. 
Bawang merah dan bawang putih
Konsumsi berlebihan bawang dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal (perut), serta memicu rusaknya sel darah merah. Kasus ini sering ditemukan pada kucing, dan juga pada anjing. Keracunan biasanya didiagnosis tanda-tanda klinis dan pengamatan mikroskopis pada Heinz bodies. Dosis kecil yang sering ditemukan pada pet food kemungkinan besar tidak akan menyebabkan masalah.
Susu (susu konsumsi manusia)
Hewan peliharan tidak toleran terhadap laktase (enzim yang memecah laktosa pada susu). Susu dan prosuk-produk dari susu dapat menyebabkan diare dan gangguan pencernaan pada hewan paliharaan.
Garam
Garam dalam jumlah besar dapat menyebabkan rasa haus dan urinasi yang berlebihan, bahkan ion sodium bersifat racun pada hewan peliharaan. gejala yang tampak saat hewan peliharaan tersebut telah mengkonsumsi garam dalam jumlah berlebihan adalah muntah, diare, depresi, tremor, dan naiknya suhu tubuh.

sumber : http://www.aspca.org/

Jumat, 15 Juli 2011

Are You Allergic to Your Pet?



Semakin banyak penemuan yang menyatakan manfaat memelihara hewan peliharaan bagi manusia. Namun, 15-20% populasi manusia memiliki alergi terhadap hewan terutama pada hewan yang berbulu. Alergi disebabkan oleh allergen, istilah medis untuk zat yang menyebabkan reaksi alergi. Menyentuh atau meghirup allergen dapat menyebabkan reaksi gatal, merah, mata dan hidung berair, bersin, batuk, tenggorokan gatal, dan yang paling serius, kesulitan bernapas.
Allergen hewan peliharaan yang paling umum adalah protein yang ditemukan pada kulit yang telah mengelupas, air liur, urin, dan keringat. Setiap hewan dapat menghasilkan respon alergi pada manusia, baik itu urin, kulit, dan air liur hamster, kelinci, burung dan lain-lain. Namun kasus yang paling banyak ditemui adalah alergi yang disebabkan oleh kucing. Tingkat respon alergi pada setiap orang akan berbeda-beda. Adanya seseorang yang lebih alergi terhadap hewan tertentu dibanding hewan lain merupakan hal yang tidak dapat diprediksikan karena bersifat individual basis.
Bagaimana agar seseorang yang memiliki alergi terhadap hewan dapat tetap nyaman tanpa harus kehilangan hewan kesayangannya?
Perbaiki Keadaan Lingkungan
1. Ciptakan ruang bebas alergen. Kamar tidur merupakan lokasi paling tepat untuk kategori ini. Dengan mencegah hewan kesayangan masuk ke dalam kamar tidur, paling tidak anda bisa terbebas dari alergen selama 8 jam saat tidur.
2. Hindari penggunaan kain/tenunan. Allergen biasanya mengendap pada karpet dan tirai/gorden. Usahakan untuk mengurangi penggunaan karpet dan tirai seminimal mungkin. Bila ingin tetap menggunakannya, bersihkan dengan teratur. Furniture rumah yang berbahan katun merupakan pilihan yang lebih baik.
3. Bersihkan ruangan rumah dengan vacuum cleaner secara teratur untuk menghilangkan allergen.
4. Gunakan spray ruang anti allergen yang dapat menonaktifkan allergen, sehingga menjadi tidak berbahaya.
5. Gunakan bedding dan kandang hewan yang dapat dicuci dan dibersihkan secara mudah.
Jaga kebersihan hewan peliharaan.
1. Mandikan hewan peliharaan minimal satu kali dalam seminggu. Gunakan shampoo yang tidak menyebabkan kulit hewan menjadi kering. Memandikan hewan dapat menghilangkan allergen yang mengendap di rambut (bulu) hewan.
2. Perhatikan gejala adanya dermatitis pada hewan peliharaan. Dermatitis biasanya menyebabkan pergantian kulit yang lebih cepat pada hewan. Hal ini dapat memperparah penyebaran allergen.
3. Sikat rambut (bulu) hewan peliharaan dengan teratur, lebih baik dilakukan outdoor.
Jaga kebersihan diri sendiri.
1. Bila mungkin, biarkan orang lain yang melakukan housecleaning, memandikan hewan, membersihkan kandang, maupun menyikat rambut (bulu)nya. Bila harus dilakukan sendiri, gunakan masker.
2. Cuci tangan setelah menghandling hewan peliharaan dan sebelum menyentuh wajah. Area dis ekitar hidung dan mata merupakan daerah yang sangat sensitif terhadap allergen.
3. Saat bermain dengan hewan peliharaan, gunakan pakaian yang mudah dibersihkan dan khusus digunakan saat bersama hewan sehingga pakaian lain akan terhindar dari kontaminasi.
sumber : http://www.aspca.org/